Minggu, 25 Mei 2014

PENYUSUNAN RENCANA PEMBELAJARAN

Bagi seorang pendidik menyusun rencana pembelajaran bagi anak usia dini merupakan sebuah tantangan khusus, karena anak-anak usia ini penuh dengan energi dan memiliki keingintahuan alamiah tentang dunia mereka serta antuasiasme untuk belajar dan menjelajahi hal-hal baru. Karena itulah dalam menyusun rencana pembelajaran harus sarat dengan kegiatan-kegiatan main yang mampu menarik perhatian mereka, penuh dengan kebebasan bereksplorasi dan berkreativitas. Rencana pembelajaran merupakan gambaran kegiatan yang akan dilakukan dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran lembaga. Di dalam rencana pembelajaran termuat aktivitas secara keseluruhan sebelum kegiatan yang sesungguhnya dilaksanakan. Rencana pembelajaran yang disusun secara baik menjadi jaminan separuh kegiatan telah berhasil dilaksanakan. Sebaliknya bila pendidik gagal merencanakan sama halnya dengan merencanakan kegagalan. Rencana pembelajaran yang efektif digambarkan dengan indikator berikut: a. Anak terlibat aktif b. Tujuan dijabarkan dengan jelas dan terukur c. Aktivitas penyajian materi/isi kurikulum dilakukan dengan cara belajar melalui bermain yang bermakna, terfokus dan merupakan perubahan yang disengaja d. Dibangun dari pengalaman belajar sebelumnya e. Menyeluruh (mencakup proses pembelajaran, metode, media, evaluasi, dll) f. Ditujukan untuk kepentingan anak. Rencana pembelajaran disusun dengan cara menjabarkan aspek-aspek perkembangan yang ada dalam Menu Pembelajaran Generik atau dalam Tingkat Pencapaian Perkembangan pada Standar Nasional PAUD. Menu Pembelajaran Generik berisi standar perkembangan yang diharapkan dicapai anak pada usia tertentu. Aspek perkembangan tersebut mencakup Agama dan Nilai Moral, Fisik, Kognitif, Bahasa, Sosial-Emosi dan Seni. Pertumbuhan dan perkembangan anak disusun berdasarkan kelompok usia anak: 0 – 1 tahun, 1 – 2 tahun, 2 – 3 tahun, 4 – 5 tahun, dan 5 – 6 tahun. Tingkat Pencapaian Perkembangan pada Standar Nasional PAUD menjabarkan tentang pertumbuhan dan perkembangan yang berhasil dicapai anak pada suatu tahap tertentu. Pertumbuhan dan perkembangan yang dicapai merupakan integrasi aspek fisik (motorik kasar dan halus), kognitif, bahasa, sosial-emosional, serta pemahaman moral dan agama. Tingkat pencapaian perkembangan disusun berdasarkan kelompok usia anak: 0 – < 2 tahun, 2 – < 4 tahun dan 4 – ≤ 6 tahun. Pengelompokan usia 0 – < 1 tahun dilakukan dalam rentang tiga bulanan karena pada tahap usia ini, perkembangan anak berlangsung sangat pesat. Pengelompokan usia 1 – < 2 tahun dilakukan dalam rentang enam bulanan karena pada tahap usia ini, perkembangan anak berlangsung tidak sepesat usia sebelumnya. Untuk kelompok usia selanjutnya, pengelompokkan dilakukan dalam rentang waktu pertahun. Bila dicermati baik pada Menu Pembelajaran Generik maupun Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak Standar Nasional PAUD mencantumkan semua aspek perkembangan yang berhasil dicapai anak pada usia tertentu. Sedikit berbeda pada rumusan Tingkat Pencapaian Perkembangan, aspek perkembangan Seni diintegrasikan pada semua aspek perkembangan yang ada. Dengan demikian, pendidik dapat mengacu pada kedua standar ini. Rencana pembelajaran digunakan untuk memberi arahan dalam menyiapkan, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan pembelajaran anak. Rencana pembelajaran yang tepat akan memberikan dukungan yang tepat sesuai dengan kebutuhan belajar dan tahap perkembangan anak. Oleh karena itu, rencana pembelajaran perlu dievaluasi untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Rencana pembelajaran anak usia dini harus menyeluruh (mencakup semua aspek perkembangan), seimbang (antara aspek perkembangan satu dengan lainnya), dan sesuai dengan tahap perkembangan anak. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam menyusun rencana pembelajaran yaitu: a. Mengembangkan semua aspek perkembangan b. Memuat tujuan pembelajaran berdasarkan pada minat dan kebutuhan anak c. Kegiatan yang direncanakan membangun pengalaman anak baik bekerja secara individu maupun dalam kelompok d. Memuat ragam pilihan kegiatan main yang mendukung main sensorimotor/main yang menggunakan indera dan motorik, main peran, dan main pembangunan/main yang menghasilkan karya e. Mendukung kegiatan main yang menyenangkan, menantang, bermakna, dan menyatu dengan kehidupan sehari-hari f. Berbasis pada agama, budaya setempat dan mengenalkan ragam budaya dalam kegiatan yang sesuai g. Mengembangkan wawasan anak tentang diri, keluarga dan lingkungan sekitarnya h. Mendukung keterlibatan orang tua Langkah-langkah Penyusunan Rencana Pembelajaran Penyusunan rencana pembelajaran dilakukan dalam beberapa langkah seperti berikut: Enam langkah yang harus diperhatikan dalam penyusunan rencana pembelajaran di atas saling terkait satu dengan lainnya, sehingga tidak dapat menghilangkan satu langkah, dan melompat ke langkah berikutnya. Tahap 1: Menentukan Kelompok Usia Anak Penyusunan rencana pembelajaran diawali dengan menentukan kelompok usia. Pengelompokan usia anak prasekolah mengacu pada Standar Nasional PAUD. Tahap 2: Menentukan Tingkat Pencapaian Perkembangan dan Indikator Kemampuan Tingkat pencapaian perkembangan menjabarkan tentang pertumbuhan dan perkembangan yang berhasil dicapai anak pada suatu tahap tertentu. Pertumbuhan dan perkembangan yang dicapai mencakup aspek nilai agama dan moral, fisik, kognitif, bahasa, sosial-emosional, seni, kesehatan serta gizi anak. Setiap aspek perkembangan memuat indikator-indikator kemampuan. Indikator kemampuan dapat dipilih satu atau dua secara berurutan atau yang saling berkaitan. Indikator dapat dijadikan sebagai patokan atau dasar dalam mengembangkan kegiatan. Satu indikator dapat dikembangkan melalui berbagai macam kegiatan atau sebaliknya, satu kegiatan dapat mengembangkan berbagai indikator. Misalnya: Satu indikator dengan banyak kegiatan Aspek Indikator Kegiatan Fisik Melempar dan menangkap bola. • Melempar bola kedalam keranjang • Menangkap bola dengan dua tangan • Menangkap bola yang dipantulkan. • Melempar bola kearah teman. • Bermain bola basket Satu kegiatan mengembangkan banyak indikator Kegiatan Aspek Indikator Meronce Moral dan Nilai-nilai Agama • Berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan dan menghafalkan bacaan dan artinya • Dapat mengucapkan kata-kata santun (maaf, tolong) • Menghargai teman dan tidak memaksakan kehendak Fisik • Mengkoordinasikan mata dan tangan untuk melakukan gerakan rumit • Mengekspresikan diri dengan karya seni menggunakan berbagai media. Bahasa • Berbicara lancar dengan menggunakan kalimat yang kompleks • Menggunakan kata-kata yang menunjukkan urutan • Menjawab pertanyaan sederhana • Mengutarakan pendapat kepada orang lain • Dapat menceritakan hasil roncean Kognitif • Mencocokan, menunjukkan dan menyebutkan warna • Mencocokkan, menunjukkan dan menyebutkan macam-macam bentuk geometri. • Memahami konsep banyak/sedikit, kecil/besar, panjang/pendek, dll. • Mengklasifikasi benda berdasarkan warna atau bentuk atau ukuran. • Mengenal pola AB-AB atau ABC-ABC • Mengurutkan benda berdasarkan 5seriasi ukuran atau warna. • Membilang banyak benda satu sampai sepuluh • Mengenal konsep bilangan Sosial Emosional • Menunjukkan sikap mandiri dalam memilih kegiatan • Mau berbagi, menolong dan membantu teman • Menaati aturan yang berlaku dalam suatu permainan. • Bermain bersama dengan satu atau dua anak sedikitnya selama 15 menit • Senang menyelesaikan pekerjaan yang dipilihkan dengan giat • Ingin mengerjakan sesuatu sendiri • Menunjukkan rasa percaya diri • Menghargai orang lain. Seni • Meronce dengan berbagai alat dan bahan. Indikator yang belum dipilih digunakan untuk penyusunan rencana pembelajaran selanjutnya, dengan demikian dalam setahun semua indikator tercapai dan kemampuan anak dapat dikembangkan secara optimal. Tahap 3: Menetapkan Konsep Pengetahuan Yang Akan Dikenalkan dan Materi Kurikulum Tahap selanjutnya menetapkan konsep pengetahuan yang akan dibangun pada anak. Konsep pengetahuan ini mencakup: a. Keaksaraan, yakni: 1) Peningkatan atau perluasan kosa kata dan kemampuan bahasa anak, 2) Peningkatan pemahaman anak terhadap perbedaan bunyi setiap huruf, suku kata dan kata yang diucapkan, 3) Pengetahuan terhadap bahan cetak memuat pesan dan aturan 4) Pemahaman bahwa huruf adalah simbol dari bunyi tertentu, huruf dapat digabungkan menjadi kata yang memiliki makna tertentu, 5) Pemahaman terhadap makna setiap bahasa lisan maupun tulisan 6) Pemahaman tentang buku dan bahan cetak lainnya 7) Membangun sikap bahwa keaksaraan sebagai salah satu sumber pengetahuan yang menyenangkan b. Matematika, yakni: 1) Konsep bilangan 2) Pola dan hubungan 3) Bentuk Geometri dan Ruang 4) Pengukuran 5) Grafik c. Ilmu alam/sains, yakni: 1) Pengetahuan fisik 2) Pengetahuan tentang makhluk hidup 3) Alam dan lingkungan d. Ilmu sosial, yakni: 1) Tempat dan geografi 2) Orang-orang dan bagaimana mereka hidup 3) Orang-orang dan lingkungan 4) Orang-orang dan masa lalu e. Seni, yakni: 1) Menari 2) Menyanyi 3) Bermain musik 4) Membuat karya seni f. Teknologi, yakni: 1) Kesadaran akan teknologi yang digunakan di lingkungan rumah, dan sekolah dapat memudahkan pekerjaan kita 2) Dasar-dasar penggunaan alat-alat teknologi 3) Macam-macam alat teknologi 4) Penggunaan alat teknologi secara aman, sesuai dan merawatnya secara bertanggungjawab Materi kurikulum dikembangkan dari indikator kemampuan menjadi kemampuan yang lebih terukur dan dapat diamati. Materi kurikulum inilah sebagai dasar menyusun kegiatan-kegiatan main bagi anak di setiap sentra. Tahap 4: Menetapkan Tema Tema adalah pokok bahasan selama dalam kegiatan pembelajaran anak. Penentuan tema didiskusikan oleh guru berdasarkan masukan dari orangtua dan anak. Semua rencana pembelajaran baik yang ada di kelompok usia 2 – 3 tahun (kelompok toddler) maupun kelompok 3 – 6 tahun (kelompok prasekolah) menggunakan tema yang sama untuk waktu tertentu. Namun demikian untuk toddler tema tidak terlalu dipentingkan karena anak belum memahami, hanya bersifat pengenalan, yang terpenting adalah kegiatan main anak. Setiap tema dibahas selama anak tertarik terhadap pokok bahasan tersebut sehingga tema tidak kaku dan baku. Penentuan tema harus memperhatikan: 1. Minat atau ketertarikan anak 2. Usia dan tahap perkembangan anak 3. Memperkuat pengalaman atau pengetahuan yang sudah dimiliki anak 4. Ketersediaan sumber yang dapat dipelajari dan diamati anak (orang, tempat yang dapat dikunjungi, buku-buku tentang tema). 5. Ketersediaan media atau alat yang dapat dimainkan anak secara sendiri maupun berkelompok. 6. Mendukung pengetahuan dan aspek perkembangan anak 7. Nilai, kepercayaan, budaya yang berlaku di masyarakat. 8. Peristiwa-peristiwa yang sedang terjadi saat itu yang berkaitan dengan kehidupan anak, misalnya tema banjir Tema tidak dijadikan patokan untuk pencapaian kemampuan yang harus dicapai anak, tetapi sebagai bingkai (framework) guru untuk memfasilitasi kegiatan main anak agar potensi yang dimilikinya dapat muncul. Tidak ada ketentuan untuk mengejar target kurikulum. Tahap 5: Menyusun Rencana Kegiatan Pembelajaran Tahap selanjutnya menyusun rencana kegiatan main yang akan dilakukan anak dalam ruang main/sentra. Kegiatan main yang disusun berdasarkan pada materi kurikulum dan sentra pembelajaran. Rencana kegiatan pembelajaran ini dapat digunakan sebagai rencana mingguan, karena indikator, konsep pengetahuan, materi pembelajaran, dan temanya dapat diulang-ulang selama seminggu, yang berbeda adalah kegiatan bermainnya. Tahap 6: Menyiapkan Alat dan Bahan Alat dan bahan main yang dipilih sebaiknya berasal dari alam dan bahan-bahan daur ulang, seperti: kayu, bambu, tanah liat, pasir, daun-daunan, biji-bijian, batu, kerang, kardus bekas, kotak bekas, sisa talang air, pipa paralon, payung rusak, kawat-kawat lunak, dsb sehingga memberi gagasan pada anak untuk menggunakan dalam banyak cara yang kreatif dan mendukung anak untuk membuat pilihan dan keputusan sendiri, merencanakan, meneliti dan menginvestigasi, menggali lebih dalam, bereksperimen, dan membangun pengetahuan baik secara sendiri maupun berkelompok dengan dukungan dan lingkungan yang sudah disiapkan guru. REFERENSI Badan Standarisasi Nasional Pendidikan, Pusat Kurikulum Nasional, Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan MenengahKementrian Pendidikan Nasional, Lampiran Peraturan Mentri Pendidikan Nasional Nomor 58 Tahun 2009 Tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini, 2010 Departemen Pendidikan Nasional, Menu generik, 2002 Dodge, Diane Trister, etcThe Creative Curriculum for Preschool; fourth edition. Teaching Strategies, Inc. Washington DC, 2002 Kostelnik, M.K., Soderman, A.K., dan Whiren, A.P. Developmentally Appropriate Curriculum. Best Practices in Early Childhood Education. New Jersey. Prentice Hall, 1999 Phelps, Beyond Centers & Circle Time: Scaffolding and Assessing the Play of Young Children. Tallahassee, Florida: CCCRT, 2005

Tidak ada komentar:

Posting Komentar